Bagi Yang Suka Ikutan Koko'o, Denger Nih Pesan dari Fikram Salilama

- Kamis, 23 Maret 2023 | 20:09 WIB
Fikram Salilama bersama Penjagub Hamka Hendra Noer ikut memukul gentongan bambu, dalam tradisi ketuk sahur alias koko'o awal Ramadan di Gorontalo  (Tiansi Mauda)
Fikram Salilama bersama Penjagub Hamka Hendra Noer ikut memukul gentongan bambu, dalam tradisi ketuk sahur alias koko'o awal Ramadan di Gorontalo (Tiansi Mauda)


Hulondalo.id - Tradisi ketuk sahur menjadi pertanda awal dimulainya bulan Ramadan bagi masyarakat di Kota Gorontalo.

Sejumlah komunitas pemuda menyambut bulan Ramadan dengan membuat gentongan dari bambu, untuk  persiapan menggelar tradisi koko’o.

Kegiatan seperti ini sudah menjadi rutinitas tahunan pemuda khususnya di Kecamatan Hulonthalangi, di bulan suci Ramadan.

Baca Juga: Bersih bersih Masuk Ramadan, Polresta Gorontalo Kota Sita 4.740 Botol Miras dari Gudang di Talumolo

Anggota DPRD Provinsi Gorontalo Fikram Salilama menjelaskan bahwa kegiatan ketuk sahur sudah turun temurun di awal santap sahur perdana.

Iring-iringan konvoi koko’o itu ramai dipadati remaja maupun orang dewasa dengan mengelilingi Lapangan Taruna Remaja hingga berakhir di Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo, Kamis 23 Maret dini hari tadi.

“Bahkan di era pak Adhan Dambea menjabat sebagai Wali Kota Gorontalo, saya bikin arak-arakan ketuk sahur ini mengelilingi Jalan Prof. Jhon Aryo Katili (eks jalan Andalas)," kata Fikram, yang ditunjuk sebagai koordinator koko'o.

“Tapi setelah saya pertimbangkan, resikonya terlalu tinggi sehingga saya arahkan di seputaran rumah dinas jabatan Gubernur Gorontalo saja,” imbuhnya.

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Gorontalo itu mengatakan jika kontribusi warga dalam memeriahkan ketuk sahur sangatlah luar biasa.

Mulai dari membuat kentongan bambu, dan menyediakan mobil besar lengkap dengan sound sistem untuk mengitari areal sebagian Kecamatan Hulonthalangi.

“Bukan persoalan berapa biayanya, tapi koko’o sudah membudaya dan tradisi warga sehingga perlu kita dukung terus.” Ujarnya

“Kegiatan ini memiliki tujuan positif, saya tidak mau masyarakat melakukan hal-hal negatif yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain, contohnya balap liar,” ungkapnya.

tak sedikit non muslim pun meramaikan ketuk sahur sebagai bentuk solidaritas, toleransi dan saling menghargai antar umat beragama di Gorontalo.

“Toleransi itu yang harus kita jaga dan pererat hubungan ini, saya tidak ingin hal-hal yang terjadi di luar daerah terjadi di Gorontalo, karena toleransi antar umat beragama sangat dijunjung tinggi di Gorontalo,” ucap Fikram.

Halaman:

Editor: Mohamad Syakir Alting

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X