Hulondalo.id - Tradisi ketuk sahur menjadi pertanda awal dimulainya bulan Ramadan bagi masyarakat di Kota Gorontalo.
Sejumlah komunitas pemuda menyambut bulan Ramadan dengan membuat gentongan dari bambu, untuk persiapan menggelar tradisi koko’o.
Kegiatan seperti ini sudah menjadi rutinitas tahunan pemuda khususnya di Kecamatan Hulonthalangi, di bulan suci Ramadan.
Baca Juga: Bersih bersih Masuk Ramadan, Polresta Gorontalo Kota Sita 4.740 Botol Miras dari Gudang di Talumolo
Anggota DPRD Provinsi Gorontalo Fikram Salilama menjelaskan bahwa kegiatan ketuk sahur sudah turun temurun di awal santap sahur perdana.
Iring-iringan konvoi koko’o itu ramai dipadati remaja maupun orang dewasa dengan mengelilingi Lapangan Taruna Remaja hingga berakhir di Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo, Kamis 23 Maret dini hari tadi.
“Bahkan di era pak Adhan Dambea menjabat sebagai Wali Kota Gorontalo, saya bikin arak-arakan ketuk sahur ini mengelilingi Jalan Prof. Jhon Aryo Katili (eks jalan Andalas)," kata Fikram, yang ditunjuk sebagai koordinator koko'o.
“Tapi setelah saya pertimbangkan, resikonya terlalu tinggi sehingga saya arahkan di seputaran rumah dinas jabatan Gubernur Gorontalo saja,” imbuhnya.
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Gorontalo itu mengatakan jika kontribusi warga dalam memeriahkan ketuk sahur sangatlah luar biasa.
Mulai dari membuat kentongan bambu, dan menyediakan mobil besar lengkap dengan sound sistem untuk mengitari areal sebagian Kecamatan Hulonthalangi.
“Bukan persoalan berapa biayanya, tapi koko’o sudah membudaya dan tradisi warga sehingga perlu kita dukung terus.” Ujarnya
“Kegiatan ini memiliki tujuan positif, saya tidak mau masyarakat melakukan hal-hal negatif yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain, contohnya balap liar,” ungkapnya.
tak sedikit non muslim pun meramaikan ketuk sahur sebagai bentuk solidaritas, toleransi dan saling menghargai antar umat beragama di Gorontalo.
“Toleransi itu yang harus kita jaga dan pererat hubungan ini, saya tidak ingin hal-hal yang terjadi di luar daerah terjadi di Gorontalo, karena toleransi antar umat beragama sangat dijunjung tinggi di Gorontalo,” ucap Fikram.
Artikel Terkait
Kemenag RI Tetapkan 1 Ramadan 1444 H Jatuh Kamis 23 Maret 2023
Bupati Gorontalo Utara Tinjau Lokasi Terdampak Banjir di Sumalata
Bersih bersih Masuk Ramadan, Polresta Gorontalo Kota Sita 4.740 Botol Miras dari Gudang di Talumolo
Awal Ramadan di Gorontalo, Giliran Harga Daging Ayam dan Sapi di Tembus Rp130ribu/kg
Pulang dari Taiwan Putri Presiden Dikira TKW, Kopernya Sampai Diacak acak Waktu Diperiksa
Bantu Tingkatkan Kualitas SDM Pohuwato, PGP Renovasi Gedung BLK
Polda Gorontalo Atasi Inflasi, Satgas Pangan Intensif Turun dan Bantu Siapkan Lahan untuk Batari
Tak Berubah, Begini Penetapan Dapil dan Alokasi Kursi DPRD Bone Bolango