Hulondalo.id - musim kemarau diprediksi akan mulai pada bulan Apri lMei 2023 mendatang. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengingatkan pemerintah daerah untuk waspada, dan siap-siaga menghadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Menurutnya, potensi ancaman karhutla semakin tinggi memasuki musim kemarau yang diprakirakan akan dimulai pada April - Mei mendatang. "Terutama daerah-daerah yang yang memiliki kawasan hutan dan lahan gambut, Pemerintah Daerah harus bersiap, masyarakat pun perlu diedukasi dan diberikan sosialisasi agar juga melakukan pencegahan dan antisipasi dengan tidak melakukan pembakaran secara sembarangan," ungkap Dwikorita disela-sela kunjungan Menkopolhukam Mahfud MD dan Menteri KLHK Siti Nurbaya di ruang monitoring Climate Early Warning BMKG yang melakukan monitoring iklim untuk mendukung pengendalian Karhutla, di Jakarta, Rabu 25 Januari 2023. Berdasarkan prediksi BMKG, terdapat potensi terjadinya penurunan curah hujan setelah 3 tahun terakhir 2020, 2021, 2022 terjadi La Nina dan kondisi curah hujan diatas normal. Sehingga dikhawatirkan dapat terjadi peningkatan potensi Karhutla seperti yang terjadi di tahun 2019. Dikutip dari BMKG.go.id, musim kemarau ini kata Dwikorita, sesuai dengan prediksi yang pernah disampaikan BMKG pada Bulan Oktober tahun 2022 lalu.
-
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati bersama Menkopolhukam, Mahfud MD dan Menteri KLHK, Siti Nurbaya.(foto:BMKG) Saat itu, diprediksi kondisi La Nina akan makin melemah dan transisi menuju kondisi netral. "BMKG bersama BNPB, BPBD, TNI/Polri, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Pemprov, dan Pemkab setempat terus berkoordinasi dan menyiapkan berbagai langkah antisipasi dan persiapan, serta peringatan dini menghadapi karhutla, termasuk menyiapkan skenario operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC)," imbuhnya. Sementara itu, Menkopolhukam, Mahfud MD mengatakan, potensi karhutla ini perlu diantisipasi lebih tinggi. "Tahun 2023, Indonesia menjadi Ketua ASEAN dan memperoleh mandat untuk memimpin KTT ASEAN. KTT tersebut rencananya akan dilaksanakan pada bulan Mei dan September yang diperkirakan merupakan puncak musim kemarau tahun 2023," ujar Mahfud. Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan juga menerangkan bahwa, bulan Maret-April-Mei 2023 beberapa wilayah di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi atau peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau. Karenanya, perlu diwaspadai fenomena cuaca ekstrim yang sering muncul, seperti hujan lebat, angin puting beliung, dan angin kencang yang meskipun periodenya singkat namun sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi. (HL)