Kurangi Sampah Plastik, Pemerintah Daerah Didorong Terapkan Praktik Ekonomi Sirkuler

- Selasa, 21 Juni 2022 | 23:25 WIB
FGD yang mengangkat tema Daur Ulang Sampah Plastik: Peluang dan  Tantangan Ekonomi Sirkuler di Provinsi Gorontalo yang digelar BRIN bersama BPS.
FGD yang mengangkat tema Daur Ulang Sampah Plastik: Peluang dan Tantangan Ekonomi Sirkuler di Provinsi Gorontalo yang digelar BRIN bersama BPS.

-
FGD yang mengangkat tema Daur Ulang Sampah Plastik: Peluang dan
Tantangan Ekonomi Sirkuler di Provinsi Gorontalo yang digelar BRIN bersama BPS. Hulondalo.id - Dalam mengatasi persoalan sampah plastik, Pemerintah Daerah terus didorong untuk menggalakkan praktik ekonomi sirkuler. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya dalam mengatasi krisis sampah plastik yang kian hari semakin meningkat. Sebagai bukti, dari data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/tahun. Sementara, sampah plastik yang dibuang ke laut itu mencapai 3.2 juta ton sampah plastik. Tak heran, Indonesia menjadi negara kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik terbesar. Koordinator Peneliti BRIN Yanu Endar Prasetyo menyebut, praktik ekonomi sirkuler di Indonesia sendiri sudah tercakup dalam RPJMN 2020-2024. Dimana Ekonomi sirkuler berada dibawah payung Pembangunan Rendah Karbon (PRK). Yang juga merupakan salah satu upaya untuk mencapai ekonomi hijau dengan penekanan pada lima sektor prioritas.  "Nah, Tiga dari lima sektor PRK berkaitan erat dengan prinsip-prinsip ekonomi sirkular, yakni pengelolaan limbah, pembangunan energi berkelanjutan, dan pengembangan industri hijau," ucap Yanu Endar Prasetyo pada FGD yang bertemakan Daur Ulang Sampah Plastik: Peluang dan Tantangan Ekonomi Sirkuler di Provinsi Gorontalo, Selasa (21/6/2022). Yanu Endar Prasetyo juga menyebutkan 5 sektor yang memiliki potensi besar untuk mengadopsi ekonomi sirkular di Indonesia. Diantaranya makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, grosir dan eceran (plastik), serta elektronik. Kelima sektor ini, kata Yanu Endar merepresentasikan hampir ⅓ dari PDB Indonesia dan mempekerjakan lebih dar 43 juta orang di tahun 2019. "Pendekatan sirkular sendiri terdiri dari 5R: Reducw, Reuse, Recycle, Refurbish, dan Renew. Nah, unntuk sampah plastik ini, jika diolah dengan baik, sampah plastik daur ulang dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 16.379.472 per bulan dari produksi 48-ton sampah plastik," urainya. "Juga salah satu langkah preventifnya melarang penggunaan sampah berbahan plastik dan sejenisnya. Dimulai dari OPD nya. Regulasinya harus kuat. Ada sanksi jika melanggar dan ada reward bagi yang taat," imbuhnya. FGD ini sejatinya dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan praktik ekonomi sirkuler di Provinsi Gorontalo. Dimana tujuannya yakni mengkaji perilaku rumah tangga, komunitas, pelaku usaha dan pemerintah dalam praktik ekonomi hijau. Khususnya dalam upaya penerapan ekonomi sirkuler untuk penanganan limbah sampah plastik di Gorontalo.(Jeff)  

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X