Bantu Implan Koklea untuk Bayi Khayra, Butuh Dana Ratusan Juta

- Minggu, 27 Januari 2019 | 15:52 WIB
Bayi Khayra yang masih terbaring lemah di rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan.
Bayi Khayra yang masih terbaring lemah di rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan.

-
Bayi Khayra yang masih terbaring lemah di rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatan.

Hulondalo.id - Bayi bernama Khayra yang masih berusia 16 bulan terdiagnosa menderita disabilitas pendengaran berat.

Penyakit itu baru saja diketahui orang tuanya, Mohammad Noor Aminuddin Akuba dan Greysinta Lahami, saat bayi perempuan itu diperiksa di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan.

Bahkan, diagnosa sementara dari dokter, bahwa bayi Khayra terserang virus rubella (Measles Rubella) sejak masih dalam kandungan ibunya.

Oleh dokter, solusi yang ditawarkan adalah implan koklea. Namun, harganya selangit. Yang paling murah senilai Rp 205 Juta. Nilai yang sangat fantastis untuk pasangan Mohammad Noor Aminuddin Akuba dan Greysinta Lahami yang hanya berstatus tenaga kontrak ini.

Orang tua Khayra, Mohammad Noor Aminuddin Akuba dan Greysinta Lahami yang tinggal di Perumahan Graha Tenggela Indah Blok I No 7, Desa Tenggela, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo ini kesulitan dana untuk membiayai pengobatan anaknya. Mereka membutuhkan uluran tangan dari semua pihak yang bersedia memberikan donasi.

-
Bayi Khayra tidak bisa mendengar sejak lahir dan harus melakukan implan koklea.

Orang tua Khayra, terutama ibunya, Greysinta Lahami, menceritakan kesedihan melalui akun Facebook miliknya.

"Bermula dari kecurigaan kami, Khayra sudah menginjak umur 1 tahun 4 bulan tapi belum bisa mengucapkan 'Mama-Papa'. Terlebih jika dipanggil namanya, dia tidak pernah menoleh. Saya dan suami memutuskan membawanya ke dokter THT, tapi di Gorontalo alat untuk mendeteksi pendengaran sedang rusak, sampai akhirnya kami dirujuk ke salah satu rumah sakit di Makassar. Di sini, kami menjalankan serangkaian pemeriksaan," tulis Greysinta Lahami.

Tulisnya lagi bahwa, sejatinya telinga manusia terbagi menjadi 3 bagian : telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Setelah diperiksa telinga luar dan telinga tengah, Khayra normal dengan kondisi yang sangat baik.

"Namun di sinilah permasalahannya, telinga dalam Khayra hampir tidak berfungsi. Yang seharusnya Koklea dalam telinga mengubah bunyi dari getaran mekanik menjadi sinyal untuk diteruskan ke otak tidak bekerja sebagaimana mestinya," sebutnya.

Khayra menjalankan Tes Brainstem Evoke Response Audiometry (BERA) untuk melihat respon otak setiap kali mendengar suara yg dihasilkan oleh mesin. Namun, bayi Khayra hanya bisa merespon dan mendengar suara diatas 110 Desibel (dB), setara suara pesawat terbang. Sementara, suara percakapan sehari-hari berkisar antara 20-60 dB.

"Itu artinya anak saya sejak lahir belum pernah mendengarkan suara, suara saya, suara ayahnya, suara burung, suara mobil, dan lain-lain. Sampai saat ini anak saya tidak tau apa itu 'bunyi'!," tulis ibu yang berprofesi sebagai pendamping PKH ini dengan emosional.

Greysinta mengakui jika dari diagnosa dokter, bayi Khayra terserang virus rubella ketika masih dalam kandungan. Dokter pun memberikan solusi implan koklea. Namun harganya mencapai Rp 205 Juta.

"Sementara kami hanya bekerja sebagai tenaga kontrak. Tak ada daya dan upaya yang bisa kami lakukan, kecuali berdoa kepada Allah SWT dan tentu saja berikhtiar dengan meminta bantuan dari teman-teman sekalian, sekiranya ada yang mau dan ikhlas memberikan donasi untuk anak saya Khayra," kata Greysinta.

Orang tua Khayra pun membagikan nomor rekening untuk para donatur yang dengan ikhlas menyalurkan bantuan mereka.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Tak Ada Kata Damai di Sidang Diversi AG

Rabu, 29 Maret 2023 | 05:05 WIB
X