Aipda Mukti Tapulu saat vlog bersama siswa SMU 3 Atinggola.
-
Aipda Mukti Tapulu saat Vlog bersama siswa SMU 3 Atinggola. Hulondalo.Id - Berbadan tambun, rambut gunting cepak, kulit gelap. Sepintas, orang akan sedikit gugup jika berbicara dengan polisi satu ini. Tapi siapa sangka, dengan perawakan seperti itu, Aipda Mukti Tapulu sebenarnya adalah sosok yang ramah juga kocak. Bahkan, dia punya cara kreatif untuk memberikan penyuluhan hukum, khususnya bagi anak muda. Bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Polsek Atinggola, mengharuskan Mukti, kesehariannya harus berhadapan dengan masyarakat, dan memberikan penyuluhan hukum, atau membantu sosialisasi program pemerintah.
-
Bagi Mukti, kalau hanya sekedar mendatangi masyarakat, atau jadi pembicara di forum desa, sepertinya kurang greget. Hingga muncullah ide, untuk membuat video blogger alias Vlog. Dengan skill seadanya, Mukti pun memulai Vlog pertama yang diupload ke akun facebooknya. Masyarakat yang diajak Vlog, awalnya menolak karena malu. Tapi akhirnya mau juga.
-
Lain lagi rekan kerja sesama Babhinkamtibmas, yang sempat protes karena takut disuruh pimpinan untuk lakukan hal serupa. Wajar, karena untuk bikin Vlog butuh rasa percaya diri level 100. "Kalau para perwira sangat mendukung terutama Dir Binmas dan para perwira polres Gorontalo terutama leting SDSS nusantara," ujarnya. Yang terbaru, Mukti mengupload Vlog dengan siswa siswi SMU 3 Atinggola (cek disini videonya) Ada yang Lucu.. Saat memberikan penyuluhan hukum di salah satu desa, dengan semangatnya Mukti bicara panjang lebar seputar hukum. Anehnya, tidak satupun warga yang memberikan respon. Ternyata, oleh Kades setempat dibisiki, kalau warganya kurang mengerti jika pakai Bahasa Indonesia. Alhasil, sejak saat itu, kemana-mana Mukti harus didampingi seorang penerjemah. Tak hanya itu, Mukti juga didapuk jadi motivator Penyuluh BKKBN tentang vasektomi atau MOP (metode operasi pria). Sempat ada kejadian, kala itu ada penyuluhan vasektomi untuk warga. Namun diakhir kegiatan, tak ada warga yang mau ikut vasektomi.
-
"Ana (saya) bakorban diri karena waktu itu tidak ada yang mau mendaftar sama sekali mo ikut vasektomi makanya ana ba ikut. Alhamdulillah setelah itu sdh ada warga Gorut yang ikut," Kenang Polisi Angkatan 98/99 Batalyon Ismaya SPN Karombasan itu. Bagi warga, nama Mukti cukup dikenal. Karena selain memberi penyuluhan hukum, Mukti juga sering terlibat di kegiatan sosial keagamaan. Bahkan, saat ada warga yang meninggal, Anak tertua dari lima bersaudara itu, tak ragu untuk terjun ke liang lahat, untuk membantu menguburkan.
-
Mukti, patut diancungi jempol. Karena yang dilakukannya, menunjukkan apa yang sebenarnya disebut dengan pengayom masyarakat. Dengan caranya sendiri, Mukti mencoba menampakkan sisi lain seorang polisi, dan mengangkat citra Polri di mata masyarakat. (HL/zhk)