Hulondalo.id - Sebagai upaya untuk meningkatkan diversifikasi pangan, Dinas Pangan Provinsi Gorontalo terus melakukan evaluasi terhadap realisasi Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di daerah-daerah. Alhasil, sepanjang 2018, capaian realisasi KRPL sebesar 112% dari target.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pangan Provinsi Gorontalo, Haris Hadju, mengatakan bahwa KRPL sejatinya memiliki prinsip pemanfataan pekarangan yang ramah lingkungan yang dirancang untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga.
Selain itu sebagai bentuk diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, pelestarian tanaman pangan serta peningkatan pendapatan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Ini sebenarnya untuk menjaga keberlanjutan dan pemanfaatan pekarangan, konsep KRPL dilengkapi dengan kelembagaan, kebun bibit desa, unit pengolahan serta pemasaran untuk penyelamatan hasil yang melimpah," ujar Haris Hadju dalam siara persnya.
Haris mengakui, sangat penting untuk menyadarkan masyarakat tentang manfaat keberadaan KPRL, apalagi untuk meminimalisir isu stunting atau gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronik.
"Sosialisasi konsep KRPL harus lebih giat lagi agar masyarakat khususnya perempuan semakin terpanggil untuk terlibat langsung dalam pemanfaatan KRPL. Meningkatkan kemauan dan kesadaran masyarakat tentang keberadaan KRPL sangat penting," tambah Haris.
Terpisah, Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, Zakiyah Mohamad Baserewan, mengatakan bahwa pihaknya baru saja melaksanakan evaluasi KRPL sejak 4 Januari 2019 di Kabupaten Pohuwato, Boalemo dan Kabupaten Gorontalo.
Tujuannya, untuk mengetahui sejauh mana peran dan tanggung jawab kelembagaan dalam menangani KRPL, sekaligus melihat tingkat keberhasilan pelaksanaannya sesuai indikator yang sudah ditetapkan," kata Zakiyah.
Hasilnya, capaian realialisasi RKPL hingga Desember 2018 tercatat 112% atau sebesar 37 unit dari 33 KRPL yang ditargetkan. Imbasnya pun, terjadi peningkatan pola konsumsi masyarakat tahun 2018 naik menjadi 88,2% dari tahun 2017 yang terealisasi 76%.
"Ini disebabkan adanya kesadaran masyarakat menanam dan mengkonsumsi pangan yang beragam, berupa ubi-ubian, kacang- kacangan dan sayuran serta buah-buahan," tandasnya.(hl/usman)
