
Hulondalo.Id - 5 Desember 2000 silam, DPR RI mengesahkan pembentukan Provinsi Gorontalo dalam sebuah Undang undang. 5 Desember 2018, daerah ini berusia 18 tahun.
Perkembangan dan capaian disetiap tahun sejak dibentuk 2000 silam, pasti ada. Diantaranya kata Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Paris RA Jusuf, ditahun 2002 lalu, APBD Provinsi Gorontalo berada pada angka Rp. 150 miliar lebih.
Ditahun ini, 2018, pengelolaan APBD mencapai Rp. 1,8 triliun lebih. Dan untuk tahun 2019, juga mengalami peningkatan menjadi Rp. 1,9 triliun.
Dalam pidatonya di Rapat Paripurna DPRD Provinsi Gorontalo, memperingati HUT Provinsi Gorontalo ke 18, Rabu (5/12/18), Paris juga menyinggung tentang angka kemiskinan berdasarkan data yang dirilis oleh BPS.
Pada tahun 2004, angka kemiskinan sangat tinggi mencapai 29 persen disetiap tahunnya. Pada bulan Maret 2017 mengalami penurunan menjadi 17,56 persen dan, dibulan yang sama tahun 2018, berada pada angka 16,81 persen. Begitu pula pertumbuhan ekonomi di provinsi ke 32 ini.
Tahun 2001 sebesar 5,55 persen, tahun 2016 naik 6,52 persen, kemudian ditahun 2017 naik lagi menjadi 6,74. Triwulan kedua tahun 2018, pertumbuhan ekonomi berada pada angka 7,45 persen, kata Paris.
Momentum peringatan HUT Provinsi Gorontalo kata dia, bukan semata mata untuk mengenang berbagai cerita, bergembira atau bahkan ceremonial belaka. Momen ini harus menjadi wahana retrospektif, instrospektif dan prospektif.
Retropektif menurut dia, momen HUT menengok masa lalu sebagai sebuah mata rantai sejarah. Menjadikan masa lalu sangat bernilai sebagai referensi untuk menapaki masa kini dan masa depan.
Introspektif, atau mawas diri atau introspeksi diri pada setiap etape perjalanan untuk menjadikan langkah kedepan lebih bermakna, sekaligus mampu menjadi jawaban atas berbagai persoalan kekinian, dan responsif dengan tantangan.
Sedangkan prospektif kata Paris, berupaya dan berusaha mendesain, merancang masa depan, berdasarkan realita dan dinamika tanpa melupakan nilai dan peristiwa bersejarah dimasa lalu, dalam rangka menghadapi era industrialisasi revolusi 4.0.
Dia juga mengakui bahwa, perkembangan dan capaian selama ini, masih terdapat kekurangan kekurangan. Termasuk berbagai kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Perampungan jalan Bilato Biluhu, penyelamatan danau Limboto, pembangunan wduk Bulango Ulu dan lainnya. (hl/man)