Antrian truk yang memuat jagung di Pelabuhan Gorontalo. (F. dok Alex)
-
Antrian truk bermuatan jagung di lokasi Pelabuhan Gorontalo. (F. dok Alex) Hulondalo.id - Keberadaan pelabuhan di Gorontalo rupanya belum terlalu menarik minat para eksportir. Mereka cenderung memanfaatkan pelabuhan di provinsi lain untuk mengirim barangnya ke luar negeri. Buktinya, nilai ekspor Gorontalo secara kumulatif tahun 2020 (Januari-Oktober) lebih besar melalui pelabuhan di luar Provinsi Gorontalo dari pada mengandalkan pelabuhan di daerah. Dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor komoditi Gorontalo melalui pelabuhan di Provinsi Gorontalo secara kumulatif Tahun 2020 sebesar USD 13.244.959,-. Sementara kegiatan ekspor melalui pelabuhan di luar Provinsi Gorontalo pada periode yang sama, tercatat sebesar USD 14.449.067,-. Catatan kumulatif 2020 ekspor Gorontalo dari pelabuhan di luar Provinsi Gorontalo itu rupanya baru bergeliat tahun ini. Pasalnya, angka itu bahkan jauh lebih besar nan meroket jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebagai pembanding, komoditas asal Gorontalo yang diekspor di pelabuhan provinsi lain sepanjang Tahun 2019 hanya sebesar USD 4.897.755,-. Pada Tahun 2018 pun hanya USD 1.766.504,- dan 2017 cuma USD 817.689,-. Seorang ekonom, Achmad Sapriyanto menyebut, meski tidak mengetahui persis mengapa komoditi Gorontalo diekspor melalui pelabuhan lain, namun fenomena seperti itu sejatinya lumrah terjadi dan memiliki beberapa alasan. "Bisa jadi itu masalah pemasaran. Misalnya, komoditinya betul dari wilayah Gorontalo, tapi perusahaan (pengumpul) kantornya di luar Gorontalo, katakanlah di Surabaya. Jadi ini menyangkut perusahaannya dan komoditi itu titik kumpulnya di Surabaya itu," kata Achmad, Kamis (3/12/2020). Selain itu, bisa saja berhubungan dengan trayek. Kata Achmad, bisa saja eksportir mengumpulkan dulu komoditi yang akan diekspor sesuai permintaan importir. "Misalnya ada permintaan dari importir 20 Ribu Ton tepung kelapa. Jadi dia kumpul dulu komoditinya. Setelah capai kuota, baru diekspor," katanya. Nilai tambah juga menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan para pengusaha. Salah satu contoh yang disebut Achmad, adalah kemasan. "Mungkin di pelabuhan daerah lain packing-nya bagus, pengepakannya bagus, rapi. Jadi, itu barang ada nilai tambahnya," tandas dia. Sebelumnya BPS mencatat, komoditi ekspor Gorontalo melalui pelabuhan Gorontalo tertinggi secara kumulatif Tahun 2020 adalah jagung senilai USD 8.891.750,-. Sementara, komoditi Gorontalo terbesar yang diekspor melalui pelabuhan di luar Provinsi Gorontalo adalah dalam bentuk buah dan biji/kacang yang diolah dan diawetkan senilai USD 11.871.317,-.(Alex)