
Hulondalo.id - Dampak dari harga tiket pesawat yang masih mahal, cancel flight atau pembatalan penerbangan, belum lagi ditambah dengan bagasi berbahayar, membuat bisnis perhotelan di Gorontalo belakangan ini diakui terbilang lesu.
Fenomena ini digadang-gadang bisa berdampak pada kondisi pariwisata di Gorontalo. Padahal, pemerintah bersama stakeholder terkait tengah gencar-gencarnya menggenjot sektor pariwisata.
Seperti yang diutarakan Human Resource Departemen (HRD) Amaris Hotel Gorontalo, Yayat Latif. Menurut dia, fenomena harga tiket pesawat yang masih mahal beberapa bulan terakhir ini ikut membawa dampak pada tingkat okupansi.
"Penerbangan itu sangat erat kaitannya dengan pariwisata. Maka kami juga merasakan dampaknya. Salah satunya ada tamu rombongan dari luar daerah yang sudah melakukan reservasi, tapi karena ada cancel flight dan juga harga tiket naik, maka rombongan tersebut akhirnya batal," tutur Yayat kepada Hulondalo.id.
Namun jika ada event besar di daerah, apalagi event dari pemerintah, tingkat okupansi hotel pasti meningkat. Seperti kegiatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) yang dipusatkan di Kabupaten Gorontalo, beberapa waktu lalu.
"Tapi setelah itu, low season lagi. Bahkan kalau saya lihat dari hotel kompetitor itu jika dibandingkan dengan Desember 2017, Desember 2018 kemarin itu persentasenya hanya sekitar 65%. Padahal seharusnya kalau akhir tahun itu adalah high season," tambahannya.
Senada dengan Amaris Hotel, hal senada juga diutarakan dari pihak Maqna Hotel, Grand Q Hotel hingga Hotel Damhil Gorontalo. Namun bisnis perhotelan mereka tertolong dengan kegiatan pemerintah daerah. Dan diantaranya memang sudah ada ikatan kerjasama.
"Kalau di Grand Q Hotel, kami memang menjalin kerjasama dengan pihak government (pemerintah) dan juga instansi-instansi sehingga meskipun penerbangan domestik sedang mengalami kenaikan harga, tingkat hunian di Grand Q Hotel masih bisa dibilang baik-baik saja," kata Resepsionis Grand Q Hotel, Tantri Mootalu.
Kegiatan pemerintah daerah dirasakan cukup untuk mengisi kekosongan imbas dari harga tiket pesawat yang masih mahal.
"Karena kami juga ditunjang dengan pendapatan dalam daerah seperti adanya event-event yang menggunakan fasilitas ballroom hotel kami," ujar Resepsionis Maqna Hotel, Suci.(tri)