
Hulondalo.id - Aktivitas perdagangan Gorontalo tahun ini benar-benar bergairah. Diprediksi, neraca perdagangan Gorontalo dipastikan bakal surplus pada hitungan tahun 2018 ini. Jika demikian, maka ini adalah sejarah baru perdagangan Gorontalo.
Mengapa fenomena ini disebut sejarah baru? Ya. Sejak 5 tahun terakhir, neraca perdagangan Gorontalo tercatat selalu defisit.
Pada 2017, neraca perdagangan Gorontalo defisit USD -22.221.247. Pada 2016, defisit senilai USD -68.649.167. Sedangkan pada 2015 defisit USD -36.410.603. Tahun 2013 defisit juga mencapai USD -76.253.012. Sementara 2012, Gorontalo lagi-lagi defisit USD -24.776.935.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Gorontalo hingga November 2018 tercatat sangat positif, yakni surplus USD 30.873.148. Jika dikonversi dengan mata uang rupiah, nilainya mencapai Rp 444,58 Miliar (kurs USD 1 = Rp 14.400).
Dari surplus neraca perdagangan hingga November 2018 itu, adalah jagung yang paling besar kontribusinya. Catatan BPS, ekspor jagung Gorontalo hingga November 2018 sebanyak 90.000 Ton. Kemudian disusul oleh gula atau kembang gula sebanyak 24.005,82 Ton, tapioka sebanyak 19.800 Ton serta kopra dan bungkil kopra sebanyak 12.600 Ton.
Sementara negara tujuan perdagangan Gorontalo masih dipegang oleh Filipina dengan nilai sebesar USD 29.556.625 atau Rp 425,62 Miliar, kemudian India senilai USD 1.927.500, Korea Selatan USD 1.050.045 dan Vietnam senilai USD 900.398.(hl/alex)