
Hulondalo.id - Terhitung sudah dua hari jasa ekspedisi truk kontainer di Gorontalo mogok imbas dari kebijakan dari Depo Pertamina Gorontalo yang membatasi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Distributor barang pun mulai kewalahan dan merasa sangat dirugikan.
"Kami sebagai pelaku usaha distributor merasa sangat dirugikan. Karena ini berhubungan dengan pengiriman barang-barang kami," ujar Romi Mohamad, HRD dari PT AW Selamat Sukses, kepada Hulondalo.id, Rabu (21/11/2018).
Seperti diketahui, PT AW Selamat Sukses merupakan salah satu distributor barang harian di Provinsi Gorontalo. Lingkup pendistribusian barang mencakup ke seluruh kostumer di seluruh Provinsi Gorontalo. PT AW Selamat Sukses sendiri melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan Gorontalo sebanyak 10 kontainer per hari. "Jadi, bayangkan sudah 2 hari ini, ada sekitar 20 kontainer barang kita tidak jalan," keluh Romi.
Baca Juga : Larang Pakai BBM Subsidi, Supir Kontainer Protes Pertamina
Romi mengatakan bahwa imbas dari mogoknya jasa ekspedisi truk kontainer dari pelabuhan membuat banyak konsumennya mengeluh karena stok barang sudah mulai kosong. Dengan adanya fenomena ini, jelas sangat menghambat perputaran di perusahaan.
"Ini sudah sangat menghambat juga. Bayangkan sudah 2 hari tidak ada pengiriman barang. Pelanggan kita, suplayer dan kostumer kita yang ada di daerah-daerah, banyak yang sudah mengeluh," tambah Romi.

Wakil Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia Gorontalo, Muhamad Jefri Isa, tetap bersikukuh bahwa pihaknya akan mogok dari aktivitasnya sampai ada pertemuan dengan Pertamina. "Nanti setelah ada pertemuan antara DPRD Provinsi Gorontalo dengan pihak Pertamina Kamis besok," kata Jefri.
Jefri menambahkan pihaknya ingin mendengar alasan dari pihak Pertamina yang mengeluarkan kebijakan melarang pelayanan BBM Bersubsidi, dalam hal ini solar, di seluruh SPBU se Provinsi Gorontalo.
Asosiasi jasa ekspedisi yang menyatakan mogok dari aktivitas mereka ini tidak lagi melayani kegiatan bongkar muat baik yang ada di pelabuhan Gorontalo maupun pelabuhan Anggrek, Gorontalo Utara.(hl-01)